Bunayatii Shofiyyah

Minggu, 15 November 2009

Hakikat Dunia Akhirat 2

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatu ,

Pembaca yang budiman , Apa yang terjadi ketika manusia lari atau menjauhi konsep dan syariat Allah , lalu mengambil jalan lain yang berseberangan dengan jalan Nya ?.
Nah pembaca , itulah kiranya pertanyaan yang tersisa dari pertemuan kita dirubrik jendela akhirat sebelumnya dan sebagaimana yang telah dijanjikan ,maka jawaban atas pertanyaan tersebut akan kita bahas di perjumpaan kali ini .

Baik Pembaca , lansung saja , ketika manusia itu lari atau menjauhi konsep dan syariat Allah lalu mengambil jalan lain yang berseberangan dengan jalanNya ,maka akan terjadilah yang namanya kehancuran dan kerusakan pada kedua jalan tersebut . terjadi pula kekacauan antara amal dunia dengan amal akhirat ,antara ibadah ruhiyah dengan materi dan antara kesuksesan dunia ini dengan kesuksesan diakhirat .
Sebagaimana telah disinggung oleh Allah Ta’ala dalam penggalan akhir firmanya di Qur’an surat al Baqoroh ayat ke 85 yang artinya ,
…….Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat .

Jadi jelas pemisahan semacam itu adalah penyebab terjadinya kerugian ,kekecewaan serta rasa sakit pada kedua sisi kehidupan tersebut yakni sisi kehidupan didunia saat ini dan kehidupan di akhirat kelak .

Orang yang memilih dunia dan meninggalkan akhirat ,hidupnya akan berada dalam kegelisahan ,kebingungan dan kekecewaan . dikarenakan hatinya kosong dari ketenangan dan pancaran iman . Ketika manusia lebih memilih untuk membuang agama ,mereka akan tetap berada dalam kegelisahan tersebut , meski cara ini mereka anggap sebagai jalur tunggal untuk mencapai proses produksi ,hasil dan kesuksesan hidup mereka didunia ini , Mereka adalah orang –orang yang sibuk memenuhi saku mereka dengan harta namun mereka bertarung dengan kelaparan fitrah dari akidah yang berfungsi sebagai nutrisi jiwa ,sebuah rasa lapar yang hanya bisa diobati dengan iman kepada Allah .

Jikapun mereka berpegang pada keimanan ,mereka tetap tidak bisa menghilangkan kegoncangan ,kebingunganya dan sakit hati ,karena pada saat yang sama mereka berusaha mencari penghidupan dengan cara yang menyelisihi aturan Allah . maka setelah itu terjadilah pergumulan antara akidah ,budi pekerti ,dan perilaku keagamaan dengan hukum –hukum dan aturan yang bertentangan dengan konsep Allah ,hingga lahirlah sikap frustasi dan keletihan jiwa .


Dan kenyataan hidup manusia saat ini ternyata telah menunjukan adanya kekecewaan tersebut . ditambah lagi dengan maker musuh islam yang memberikan gambaran bahwa agama adalah milik Allah sedang kehidupan dunia adalah milik manusia ,sehingga manusia berhak melakukan apa saja yang mereka inginkan .sehingga sikaf tersebut menimbulkan akibat buruk yakni kecewa dan gelisah lagi bingung dan kekosongan jiwa ,karena hati mereka tidak dapat menggapai petunjuk menuju aturan Allah yang sempurna ,yang merupakan konsep yang tidak memilah-milah antara dunia dan akhirat ,dan tidak memunculkan pertentangan antara kesejahteraan hidupdi dunia dengan kesejahteraan hidup diakhirat ,namun menyelaraskan keduanya .

Kita tidak boleh tertipu oleh berbagai fenomena yang tampak dan bersifat sementara .semisal ketika kita menyaksikan umat yang tidak beriman dan bertakwa serta tidak menjalankan konsep dan hukum Allah seakan hidup dalam kemakmuran ,produktif,dan sangat sejahtera ,maka ketahuilah bahwa sejatinya semua itu hanya bersifat sementara.

Adapun akibat buruk dari pemisahan antara urusan dunia dan akhirat saat ini sebenarnya telah bermunculan dalam bentuk yang berbeda –beda ,distribusi kebutuhan materi yang buruk atau tidak adanya pemerataan ,menjadikan masyarakat dirundung kekecewaan ,kemudian iri dan juga ketakutan . itu adalah suatu musibah meski dilain pihak ada kesejahteraan semu . disisi yang lain muncul pula kemorosotan moral dan kejiwaan ,kegelisahan dan juga penyakit –penyakit yang membutuhkan tenaga Ahli ,penyakit yang menurunkan tingkat kecerdasan dan kekuatan yang pada akhirnya merusak tingkat produksi dan hasilnya .

Musibah itu juga muncul dalam bentuk ketakutan manusia dari hancurnya alam yang setiap saat bisa saja terjadi .tanda –tanda itu sudah mulai muncul yakni ketakutan yang menekan jiwa manusia yang menyebabkan mereka menderita berbagai penyakit saraf .

Padahal Kematian tidak menyebar melalui penyakit yang menghilangkan rasa dan gerak ,meledaknya otak,atau bunuh diri sebagaimana menyebar dikalangan umat yang terhalang atau menghalangi diri mereka dari merasakan nikmatnya iman . yang pada akhirnya pemisahan tersebut menyebabkan agama dan dunia berada diujung kehancuran bagi umat dan bangsa .

Kemudian pembaca , Mengambil konsep dari Allah dalam urusan akhirat disatu sisi atau ibadah akan tetapi menjalankan konsep atau rancangan manusia dalam mengelola urusan dunia atau masyarakat bisa mengakibatkan terjadinya benturan yang berujung kepada kekacauan ,kebinasaan ,dan kegoncangan jiwa .

Agama Allah tegak diatas iman ,takwa dan aturan Nya dalam menjalani hidup ,serta menjalankanya dengan berkarya dan berproduksi untuk bangkit melalui kekholifahan dimuka bumi .

Bila semua unsur itu tergabung menjadi satu maka syarat yang diminta Allah untuk umat ini telah terwujud .sehigga didunia mereka akan mendapat makanan dari arah atas dan dari bawah mereka ,kesalahan –kesalahan mereka akan terhapus , sedangkan diakhirat mereka akan memasuki jannah yang penuh kenikmatan , sebagaimana Firman Allah Ta’ala di Qur’an Surat Al’arof ayat ke 96 yang artinya ,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya “.

iman ,takwa dan realisasi konsep rabbani dalam kehidupan yang nyata adalah Pondasi kuat kehidupan ,termasuk juga dalam hal produk ,karya dan adanya kemudahan menjaga keseimbangan hidup . terlebih lagi ,berhubungan dengan Allah mengandung satu kenikmatan yang akan membawa kebahagiaan dalam hidup .

Allah maha kaya maka iman kemudian takwa dan ibadah berhubungan dengaNya ,menjalankan syariatNya dan seluruh buah yang dihasilkanya akan kembali kepada manusia dan kehidupanya sebagaimana firman Allah ta’ala di Qur’an surat Al an kabut ayat 6 ,
yang artinya ,
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Dan Pembaca , bila konsep islami dibangun diatas pondasi dan dasar-dasar yang disebutkan tadi bukan berarti Allah mendapat keuntungan dari keimanan ,ketakwaan lalu ibadah hamba kepadaNya serta terwujudnya konsep ilahi dalam hidup tidak juga Allah membutuhkan semua itu , akan tetapi ,hal itu semata-mata karena Allah Maha Penyayang ,dia Maha Mengetahui bahwa kebaikan dan kebahagiaan umat manusia tidak akan tercipta tanpa konsep ilahi ,baik itu kebahagiaan didunia maupun diakhirat .
Dalam Hadist Qudsi Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman:
Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.
Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.

Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan.

Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian.

Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.

Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku.

Wahai hambaku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun.

Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin di antara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga.

Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela kecuali dirinya. (Riwayat Muslim).

Demikianlah pembaca , Syarat yang Allah tentukan sudah jelas ,jalan untuk bisa sampai kepadaNya sudah diketahui ,dan pemenuhan syarat itu pun mudah ,andai saja manusia mau berfikir . Wallahu’alam . dan sampai berjumpa di edisi berikutnya . Wasallam .,

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda