Bunayatii Shofiyyah

Kamis, 13 Agustus 2009

Berkaca Pada Masa

Pembaca yang budiman ,
Allah Ta’ala di Qur’an Surat Al-Isra’ tepatnya di ayat yang ke 44 telah berfirman yang artinya

Dan tidak ada sesuatu-pun kecuali dia bertasbih kepada Allah dengan memuji-Nya.

Ya , demikianlah seluruh alam ini, baik yang besar maupun kecil yang ada di dalamnya semua menuju kepada Allah 'Azza wa Jalla, bertasbih kepada-Nya (menyucikan-Nya), mengagungkan-Nya, dan bersujud kepada-Nya.Dan Sesungguhnya semua mahluk yang telah diciptakan oleh Allah akan berhenti, menundukkan kepalanya, merendahkan diri kepada Allah, mengaku karunia yang dilimpahkan kepadanya.

Akan tetapi….masih banyak tersisa di alam ini makhluk yang kecil lagi rendah , yang telah diciptakan Nya dari setetes air mani , tetapi tiba-tiba dia menjadi musuh (yang nyata). Ia berjalan di satu lembah, sedang alam seluruhnya berada di lembah lain. Dia tidak menta’ati Allah, tidak tunduk kepada-Nya, dan tidak bertasbih kepada-Nya, walaupun semua makhluk yang ada di sekitarnya tekun berdzikir dan bertasbih kepada Allah. Sesungguhnya makhluk ini adalah manusia yang bermaksiat kepada Allah 'Azza wa Jalla. Padahal Allah adalah Maha Besar, alangkah besar kesombongan-nya! Allah Maha Besar, alangkah besar kebodohan-nya. Allah Maha Besar, alangkah rendah dan hinanya dia , Manusia ketika menyendiri di alam yang teratur ini.

Betapa sering taubat ditawarkan kepadanya, tetapi dia belum taubat, betapa sering ditawarkan kepadanya untuk kembali, tetapi ia dalam keadaan kabur dan lari dari Allah. Betapa sering ditawarkan kepadanya agar “berdamai” dengan Tuan-nya yaitu Allah , tetapi ia belum mau berdamai, bahkan ia memalingkan kepalanya dengan sombong.

Dan Pembaca ………. Sesungguhnya kita telah memahami bahwa setan selalu berusaha menyesatkan manusia dan menghancurkan-nya dengan berbagai cara yaitu di antaranya menghiasi kemaksiatan dengan keindahan, serta mengajak manusia untuk melakukan kemaksiatan tersebut agar manusia mendapat murka dan adzab Allah. Manusia baik laki-laki maupun perempuan secara umum kehendaknya lemah dalam menghadapi keinginan (buruknya) dan nafsu syahwatnya.
Oelh sebab itu , Sebelum kita bermaksiat kepada Allah, kita harus fikirkan tentang akhirat, kekalnya, dan bahwa akhirat adalah kehidupan yang hakiki, negeri abadi, tempat berhentinya bepergian dan akhir perjalanan.
Sebelum kita bermaksiat kepada Allah, kita harus fikirkan tentang neraka, bahan bakarnya, perapiannya, kedalaman dasarnya, kedahsyatan panasnya, dan besarnya adzab penghuninya……. Kita juga harus fikirkan tentang penghuninya, yang berada dalam (kepanasan) yang sangat, diseret di atas wajah-wajah mereka, dan di neraka mereka seperti kayu bakar yang dinyalakan.
Juga Sebelum kita bermaksiat kepada Allah, fikirkanlah surga dan segala yang telah Allah janjikan untuk orang-orang yang taat, yang belum pernah terlihat mata , terdengar oleh telinga dan juga belum pernah terlintas di hati manusia. Berupa kenikmatan yang abadi lagi mencukupi dan dengan berbagai puncak kenikmatan berupa makanan, minuman, pakaian, gambar-gambar, kebahagian dan kegembiraan. Tidak akan menyepelekan surga kecuali manusia yang mendapatkan kerugian.
Ya ,…… sebelum kita bermaksiat kepada Allah, ingatlah…….berapa lama kita akan hidup di dunia ini? 60 tahun, 80 tahun, 100 tahun atau 1000 tahun? kemudian kematian. Setelah itu surga kenikmatan atau nereka jahim, kita mohon perlindungan kepada Allah.

Dan Pembaca ……yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa malaikat maut selain menuju orang lain, maka ia juga berjalan menuju kepadamu. Tidaklah kematian itu kecuali tinggal beberapa tahun saja atau beberapa hari atau bahkan beberapa saat lagi! Kemudian kita akan sendirian di dalam kubur. Tidak ada harta…… tidak ada teman. Karenanya…….fikirkan kegelapan kubur, kesendiriannya, kesempitannya, kengeriannya, kedahsyatannya, awal kedatangan nya serta keras himpitannya. Pun ,mengingat hari kiamat, yaitu hari dimana ditampakkan (semua amalan) kepada Allah, Ketika hati dipenuhi rasa takut, ketika kita terpisah dari anak, ibu, ayah, suami, dan saudara. Ingatl segala kejadian itu beserta kedahsyatan….Ingat pada hari diletakannya mizan (timbangan catatan amal) dan lembaran-lembaran catatan amal beterbangan. Berapa banyak kesalahan, berapa banyak cacat di dalam buku amal-kita , bayangkan (seakan-akan) kita berdiri di hadapan Dzat yang Maha Kuasa, yang Maha Besar, yang Maha Menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat sebenarnya, yang kita lari dari-Nya, padahal Dia memanggil tetapi kita berpaling dari-Nya. Pikirkan……seakan kita berdiri sedangkan lembaran catatan amal di tangan, tidak meninggalkan (segala dosa dan pahala) yang kecil dan besar kecuali telah dihitung. Karenanya, dengan telapak kaki yang mana kita mampu berdiri di hadapan-Nya? Dengan mata yang mana kita sanggup melihat-Nya? Dan dengan hati yang mana kita manjawab ketika disodorkan (pertanyaan) : “Hambaku, engkau telah meremehkan pengawasan-Ku terhadapmu?. Bukankah Aku (Allah) telah berbuat baik kepadamu, bukankah Aku telah memberimu kenikmatan? Tapi mengapa kau bermaksiat kepada-Ku padahal Aku (Allah) telah memberimu kenikmatan?”.

Maka dari itu Pembaca , Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah pada diri kita masing-masing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita pergunakan , Apakah untuk melaksanakan taat kepada Allah , ataukah hanya bermain-main saja ? Tentang harta kita, dari mana kita peroleh, halalkah ia atau haram ? Dan untuk apa kita belanjakan, apakah untuk bersedekah ataukah hanya untuk berfoya-foya? Dan terus kita muhasabah terhadap diri kita dari hari-hari yang telah kita lalui.
Perlu kita ingat , bahwa umur kita semakin berkurang. Dan Sesungguhnya dunia itu hanya bayang-bayang yang mengelincirkan, sedang akhirat adalah kampung keabadian , Kematian pasti akan menjemput kita . Dosa terus bertambah . dan Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi ,Lakukanlah taubat sebelum ajal menjemput kita . .
Karena , siapakah kita , apabila dibandingkan dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Padahal beliau saja dalam sehari bertaubat seratus kali. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah. karena sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya sebanyak seratus kali dalam sehari.”. Kalau Nabi saja yang sudah dijamin masuk surga seperti itu . lantas bagaimana lagi dengan kita? Akankah kita tetap bertahan dengan dosa yang menghitamkan hati dan perlahan-lahan menyeret kita ke jurang neraka?Wallahu ‘alam .

Label:

1 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda