Bunayatii Shofiyyah

Minggu, 01 November 2009

Hakikat Hidup Mulia

Pembaca yang Budiman , belum lama ini Gempa dahsyat menggoncang Sumatera-Barat . hanya Dalam sekejap korban banyak yang berjatuhan, ribuan rumahpun hancur dan mengalami rusak berat, sanak keluarga terpisah, semua yang telah dikumpulkan sekian tahun dalam hitungan detik tidak lagi tersisa, dan orang-orang yang dicintai tewas dalam seketika. Betapa malapetaka itu telah meluluhlantakkan semua yang ada dalam hitungan detik.

Demikianlah Pembaca , Sungguh dunia ini hanya sesaat, tak ada yang kekal padanya, dan kematian datang begitu cepat, lebih cepat dari dugaan manusia.

Namun, seberapa banyakkah kita menyadari akan hal tersebut? Seberapa banyakkah kita mau me-muhasabahi diri atas musibah yang terjadi? Masihkah kita hanyut dalam kesenangan yang tak bertepi, dalam kubangan hawa nafsu dan bisikan setan, dalam lingkaran dosa dan maksiat?
Tidakkah kita menyadari akan datangnya hari kiamat, hari yang begitu dahsyat, yang Allah Subhanahu Wa ta'ala sendiri telah menggambarkan dalam banyak ayat di al-Aqur`an sebagai hari yang sangat menakutkan.

Dan kini, semua telah musnah, yang jika kecintaan pada dunia begitu terhujam kuat dalam hati seseorang ,maka orang tersebut akan stress dan mengalami trauma berat tatkala menghadapi berbagai musibah yang menimpa nya.

Sebab dalam kondisi yang sedemikian porak porandanya , Apa lagi yang bisa dibanggakan, rumah mewah yang telah dibangun sekian tahun, kini telah roboh, anak-anak yang menawan hati, telah mati dihimpit reruntuhan, suami dan istri yang selama ini menjadi tempat mamadu kasih dan berbagi, kini telah pergi untuk selamanya, sanak saudara, karib kerabat, dan semuanya tak lagi ada, semua sudah musnah. Begitulah hakekat dunia, tidak ada yang kekal padanya.

Oleh Karena itu, Sekali lagi , alangkah sedih dan dalamnya duka yang melanda jiwa mereka yaitu orang-orang yang lebih cinta pada dunia ini daripada akhirat, adapun orang-orang yang lebih besar kecintaan mereka pada akhirat dan kecintaan pada Allah Ta’ala, mereka akan tetap tegar, iman mereka malah akan semakin kokoh dan semua itu tidak mengurangi keyakinan mereka pada Allah Aza wa jalla.

Bila kita bandingkan, tentu gempa yang mengguncang Sumatera Barat dan sekitarnya belumlah seberapa jika dibandingkan dengan kedahsyatan hari kiamat.
Ya hari kiamat yang telah Allah Kabarkan melalui FirmaNya di Qur’an Surat Az-Zalzalah ayat 1 sampai 8 yang artinya "Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya). Dan manusia bertanya, "Apa yang terjadi pada bumi ini?". Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.

Tidak hanya itu Allah Subhanahu Wa ta'ala juga pernah menyebutkan tentang gambaran kondisi hebat yang serupa yang akan dihadapi oleh manusia tatkala hari kiamat datang, diantaranya dalam surat al-Qari`ah ayat 1 sampai 11 yang berbunyi ,
"Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan kebaikannya. Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas."

Seperti itulah hari kiamat, dan tidak ada satupun yang tahu kapan datangnya, sampai Rasulullah Sholallohu'alaihi Wassalam sendiri pun tidak mengetahuinya, maka Allah Subhanahu Wa ta'ala menjelaskan tentang hal tersebut mealui firmaNya di Qur’an Surat Al-Mulk ayat ke 26 , bahwa, "Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan."

Ya , Begitulah Pembaca , Hari kiamat dan kematian, siapa yang bisa mengetahui kapan datangnya? Tak satupun di jagat raya ini yang mengetahui bila saat kiamat dan kematian itu tiba. Yang pasti, jagat raya ini akan musnah dan setiap yang berjiwa akan merasakan mati, hanya Allah Subhanahu Wa ta'ala Sajalah yang maha hidup dan maha kekal.

Dan , Setiap orang punya kondisi yang beragam ketika menghadapi sakaratul maut. Ada yang begitu mudahnya melafazkan kalimat syahadat diiringi senyum mengembang di wajahnya. Ada pula yang begitu sulit untuk melafazkan kalimat tersebut. Sebagian ada yang meninggal tatkala shalat, berpuasa, sebagian lain juga ada yang meninggal ketika berjudi, berzina, meminum khamar, dstnya.

Selain itu tempat kematian pun beragam, ada yang meninggal di jalanan ditabrak mobil, di atas kasur, di medan jihad, sedang berhura-hura, dalam kemaksiatan atau dalam ketaatan.
Sungguh beruntung orang yang meninggalkan dunia, sedang ia beribadah dan dalam ketaatan pada Allah Subhanahu Wa ta'ala , dan alangkah merugi lagi sengsaranya kelak, ia yang meninggal dalam kemaksiatan, dimana suatu saat nanti ia akan bertemu dengan Allah Subhanahu Wa ta'ala dalam keadaan Allah murka padanya. Waliyaudzubillah .

Nah Pembaca , Saat ini Dunia sudah semakin tua, memang ia tampak secara kasat mata makin kesini makin indah, makin menarik pandangan mata dan hati kita ,akan tapi pada hakekatnya, masa kehancurannya pun kian dekat.

Hal itu telah diisyaratkan oleh Rasulullah Sholallohu'alaihi Wassalam jauh-jauh hari sebelumnya,
Dari Abdullah bin Hiwalah Radiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah Sholallohu'alaihi Wassalam . meletakkan tangannya di atas kepalaku lalu beliau bersabda, "Wahai Ibnu Hiwalah, Apabila engkau melihat khilafah kenabian telah sampai ke tanah Syam maka telah dekatlah terjadinya gempa-gempa, masa-masa kesusahan dan kegundahan, serta perkara-perkara besar, dan hari kiamat pada saat itu lebih dekat kepada manusia dari tanganku terhadap kepalamu. (Hadits Shahih, Riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Hakim)

Kemudian Dari Salamah bin Nufail As-Sukuni berkata, Rasulullah Sholallohu'alaihi Wassalam bersabda, "Sesungguhnya aku tidak akan lama lagi tinggal bersama kalian, dan kalian juga tidak akan lama lagi tinggal setelah ku, kelak kalian akan datang menemuiku dalam keadaan saling berselisih, sebagian kalian membinasakan sebagian yang lain, menjelang tibanya hari kiamat akan terjadi kematian yang banyak dan setelah itu adalah tahun-tahun penuh gempa." (Hadist Riwayat , Ahmad, Ibnu Hibban, dll)

Maka dengan adanya keterangan tersebut sudah Seharusnya orang-orang tidak lagi menyibukkan pikiran, hati, perbuatan mereka untuk mencari dan membangun dunia semata yang setiap saat bisa hancur seketika, dan lupa pada akhirat. Tapi merubah cara pandang hidup, bahwa dunia ini hanyalah sesaat, sangat sebentar. Ia adalah sebuah persinggahan menuju kehidupan abadi di akhirat nanti, ia merupakan ladang amal untuk bekal di akhirat kelak . Dan setelah itu seorang hamba harus berjuang serta berkorban dengan semua yang dimilikinya supaya menghasilkan dan menguatkan iman ,memperbaiki dan mempariasikan amal . bila kekuatan iman dan baiknya amal terkumpul dalam diri seseorang ,maka itulah kehidupan mulia yang dianjurkan para Rasul ,sebuah kehidupan yang dengan rahmat Allah akan mengantarkan kepada kemuliaan di jannah .

Sebab Apa yang telah dikumpulkan sekian tahun dari harta, istri yang cantik yang dimiliki, anak-anak yang menawan, harta yang berlimpah ruah, rumah-rumah megah seperti istana, dan yang lain sebagainya, tidak lagi berguna tatkala kematian datang, tatkala goncangan hebat mengguncang dan melenyapkan semua yang ada. Yang hanya bermanfaat saat kematian adalah iman dan amal soleh yang dikerjakan selama hidup di dunia.
Ketika hati lebih cinta pada bapak-ibu, anak-anak, saudara-saudara, istri, keluarga, harta kekayaan, perniagaaan, rumah-rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya yang mencerminkan kemuliaan semu , daripada cinta pada Allah, Rasul dan berjuang di jalan-Nya, maka tunggulah saatnya Allah memberikan keputusan-Nya. Semua itu hanya sebentar, hanya Allah Subhanahu Wa ta'ala yang maha kekal, dan kehidupan di akhirat adalah lebih baik dan kehidupan yang sebenarnya.

Ketika kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya begitu terhujam dan teguh dalam hati, hilanglah segala kesedihan dan ketakutan, tumbuh dan bermekaranlah benih-benih tawakal, hati akan selalu dalam keadaan ridho akan ketentuan-Nya, sabar menghadapi musibah, qana`ah dengan pemberian-Nya, dan selalu siap sedia menghadapi segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Tidak bersedih pada apa yang telah berlalu, dan tidak merasa takut dengan apa yang akan terjadi.

Semuanya dan sepenuhnya telah diserahkan pada Allah, Rab yang maha kuasa, maha berkehendak atas segala sesuatu, Rab yang maha pengasih dan penyayang pada hamba-hamba-Nya. Rab yang maha tahu, maha adil dan maha bijaksana. Tidak ada satupun di jagat raya ini yang sanggup menghalangi kehendak-Nya, Ia maha berkehandak dan maha perkasa.

Akhirnya Pembaca , Bergantungnya hati kepada Allah adalah cahaya ,hidayah,dan kebahagiaan ,Dan Bergantungnya hati kepada selainya adalah kegelapan,kesesatan,dan kerusakan . Dan Barang siapa yang mencintai Dunia hingga menjadi ambisi terbesarnya maka bersiaplah untuk menangung segala bencana . Wallahu ‘alam , Wasalam .,

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda