Bunayatii Shofiyyah

Minggu, 01 November 2009

Bersegera Taubat atau menyesal

Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala , Jatuh ke dalam kubangan maksiat dan berbuat kesalahan adalah wajar bagi manusia. Sebab begitulah, sudah merupakan tabiat bahwasanya manusia itu tempatnya lupa dan kesalahan. Tapi, tentu saja hal tersebut bukanlah alasan untuk terus-menerus terjatuh dalam lumpur kemaksiatan dan dosa, karena sebaik-baik orang yang berdosa adalah mereka yang berusaha untuk bertaubat dan membersihkan segala dosanya tersebut.
Dan Allah telah memerintahkan hal tersebut sebagaimana firman-Nya yang terdapat di Qur’an Surat al Hadid ayat ke 21 yang artinya ,

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

Adapun mengenai makna taubat . pembaca , Mungkin kita telah memahaminya ,namun tak ada salahnya sebagai pengingat , Taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.

Dan Agama Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan serta dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal tersebut dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan atau dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."

Benar , Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat. Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah tepatnya diakhir ayat yang ke 160 yang artinya "Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Nah Pembaca , Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Rabnya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Rabnya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firmanya yang terdapat dalam penggalan Qur’an surat Al-Baqarah diakhir ayat yang ke 222 ,yang artinya "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari: "SesungguhnyaAllah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat."

Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.

Tepatlah kiranya firman Allah dalam surat Ali Imran ayat: 133 sampai ayat ke135, "Bersegaralah kepada ampunan dari Rabmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."

Dan Pembaca , Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah Ta’ala adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim diayat ke 8, artinya "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bresamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".

Taubat Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi di masa medatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap bani Adam (sesama manusia), maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya.
Maka tiada kesimpulan yang paling tepat dari uraian tadi ,selain sudah selayaknya bagi kita untuk bersegera menuju ampunan Allah

Apalagi di bulan Ramadhan ini, alangkah ruginya bila kita tidak tergerak untuk mengetuk pintu taubat tersebut. Sebab, dengan kehadiran Ramadhan, kesempatan untuk bertaubat dan mendapatkan ampunan sangat besar. Sungguh celaka orang yang memasuki Ramadhan, tapi ia enggan bertaubat dan beramal shalih yang akan menjadi sebab terampuni dosanya.

Abu Hurairah berkata, "Rasulullah naik ke atas mimbar seraya bersabda, ‘Amiin…amiin…amiin’. Beliau ditanya, ‘Wahai Rasulullah, engkau tidak pernah melakukan seperti ini’. Beliau menjawab, ‘Jibril berkata kepadaku, ‘Semoga kecelakaan bagi seorang hamba yang didatangi oleh bulan Ramadhan, namun tidak diberi ampunan’, maka saya pun berkata, ‘Amiin’.” (Riwayat Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan al Baihaqi. Di-shahih-kan oleh al Albani dalam Shahih al Adab al Mufrad (646))

Lantas, apa yang mesti kita perbuat untuk memperoleh ampunan tersebut? Seseorang yang mau diampuni dosanya, harus menutupi dosa tersebut dengan amal shalih di bulan suci ini, seperti membaca al-Quran, tarawih, bersedekah, dan amalan-amalan sunnah lainnya. Dengan melakukan berbagai amal shalih tersebut, mudahan-mudahan dosa kita terampuni.

dalam Riwayat Shahih-nya al Bukhari dan Muslim Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena beriman dan
mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu" .

Dan al Hafizh Ibnu Rajab al Hanbali berkata, "Jika bulan Ramadhan telah sempurna, maka sungguh puasa, dan shalat malam telah lengkap bagi orang beriman. Sehingga terjadilah baginya pengampunan dosanya yang lampau dengan sempurnanya dua sebab tersebut, yaitu puasa dan shalat malamnya".

Untuk itu, marilah kita manfaatkan kesempatan ini untuk memperbanyak doa dan mohon ampunan kepada Allah. Semoga air mata penyesalan itu, akan menyelamatkan kita dari siksa neraka. Aamin …Wallahu’alam . Wasallam .,

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda